Hallo Fellas,
Di bulan Juli ini rilis film baru lokal berjudul DUA GARIS BIRU. Film ini disutradarai oleh penulisnya sendiri yaitu Gina S Noer, yang merupakan film pertamanya sebagai sutradara dibawah naungan Starvision Plus. Pembuatan cerita film ini tergolong lama yaitu dari 2009. namun, jauh sebelum film ini muncul sudah banyak penolakan terhadap film ini, sampai akhirnya tayang di bulan Juli 2019, tepatnya tanggal 11 Juli 2019.
Film untuk Orang tua dan Guru
Gue nonton film ini di tanggal 13 Juli, saat itu peminat film ini cukup banyak, ruang bioskop cukup penuh, ada yang sekeluarga berombongan yang menonton film ini menurut gue mereka cukup antusias. Menurut gue memang film ini ditujukan untuk para orang tua dan remaja, agar mereka bisa saling terbuka tentang segala hal satu sama lain. Terdapat sex education didalamnya, pesan yang disampaikan sangat dalam dengan detail yang menunjukan bahwa di sekola ada pelajaran Biologi, tapi hanya teori dan ornamen biologi seperti patung, pada kasus nyatanya guru / sekolah tidak memberikan sex edukasi yang benar-benar bisa berguna untuk pergaulan remaja. Point yang bisa gue ambil dari sini adalah, orang tua harusnya bisa berbicara tentang semua hal, termasuk sex pada anaknya yang mulai tumbuh dewasa. Tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan, walaupun kembali lagi itu urusan rasa cinta dan nafsu, namun jika mereka mengerti bagaimana harus mengatasi itu, harusnya kehamilan diluar nikah tidak terjadi apalagi di usia dini. Selain itu, orang tua yang selalu menutup-nutupi hal-hal yang tabu dari anak, membuat mereka tidak tahu dan akhirnya belajar sendiri tanpa tahu dasarnya.
Tidak hanya Anak Nakal
Dalam film ini gue beranggapan bahwa orang atau pasangan yang hamil diluar nikah bukan hanya anak-anak atau orang-orang nakal. Tapi ini bisa terjadi karena kepolosan, keluguan bahakan ketidak tahuan. Jadi kejadian seperti itu bisa terjadi bukan hanya pada orang-orang tertentu, bukan hanya pada orang-orang yang kurang perhatian dan kasih sayang orang tua, tapi semua itu terjadi karena ada moment.
Emosional
Di film ini juga penonton diajak untuk memainkan emosinya, sebentar-sebentar bisa ketawa, bisa sedih lagi bisa ketawa lagi. Ada beberapa momen haru dalam film ini ketika si Dara bilang "Masih bisa ke Korea ga ya?" disitu menggambarkan kejadian ini bisa menghambat cita-cita besar seseorang, dan membuat orang untuk berfikir berkali-kali untuk melakukan sex diluar nikah. Terus adegan UKS dimana kehamilan Dara diketahui oleh kedua orang tua Dara dan Bima, disitu adegan one take yang panjang banget yang nyaris sempurna, konfik antara anak dan orang tua, antar keluarga sangat natural, hingga gue merasa itu gue alami sendiri gitu. Selanjutnya, adegan dimana si Dara membantak keinginan ibunya untuk menyerahkan bayi ke tante nya dengan cara teriak, di situ bapaknya dengan cara teriak juga ngasi tau atau marahin si Dara buat ga teriak-teriak, dan di Sara jawab "Papa juga gitu" disitu menunjukan bahwa tingkah orang tua akan selalu mewaris pada anak walaupun si orang tua ga mau itu terwaris, karena bagaimanapun mereka sangat menyayangi kita lebih dari sayang mereka pada dirinya. Lalu di part terakhir dimana ternyata ada masalah pada rahim si Dara dimana rahimnya harus diangkat dan bayi itu ga jadi di kasih ke tante nya. disitu Dara melanjutkan mimpinya dan Bima dan orang tuanya mengurus si bayi, itu adegan ending yang pas menurut gue, terlihat apa ada gitu ga berlebihan bikin banyak penonton nangis (termasuk gue) dan lampu biskop menyala,,, oooh itu ga banget si, setidaknya lampu jangan dulu dinyalain gitu haha.
Komedi
Dalam film ini juga ada beberapa adegan komedi yang memang diperlukan. Sentuhan komedi dalam film ini sebagai pemanis saja tidak terlalu banyak tapi setiap ada adegan komedi memang kena ke penonton (ya bikin penonton ketawa) terlebih saat adegan asri welas itu asli sangat berefek, namun ada yang berlebihan menurut gue saat asri welas maksa masuk ke ruangan cuman buat pinjam kamar kecil. Dan ada juga agedan Rachel Amanda sebagai kakak si Bima yang mengetahui Bima menghamili anak orang, disitu gue pikir bakal terkesan tegang dan haru karena gue lihat di trailer sepertinya gitu, ternyata dibuat seperti komedi, karena respon penonton kebanyakan pada ketawa.
dan masih banyak sentuhan-sentuhan komedi ringan yang dibuat dengan kepolosan si Bima.
Jadi, film ini sebenarnya sangat bagus untuk referensi film sex education untuk anak-anak remaja, orang tua, guru, para kakak-kakak dan untuk semuanya, mengingat di Indonesia belum ada referensi film sex education. Mungkin orang tua, kakak atau guru tidak bisa menyampaikan pelajaran seperti ini di rumah atau di sekolah, setidaknya saat nonton film ini bareng dengan orang tua atau sekeluarga bisa mulai membuka percakapan atau obrolan mengenai hal ini agar orang tua dapat menyampaikan keinginannya dan mencegah kejadian hamil diluar nikah ini terjadi. Memang hal seperti ini tabu untuk dibicarakan antara orang tua dan anak, tapi ternyata memang hal itu perlu mengingat jaman sekarang tak semua orang tua bisa memantau anaknya secara penuh dan hal yang di dapan dari luar oleh anak akan menimbulkan dampak yang kita tidak tahu.
Sekian fellas, thanks for reading. Apabila ada yang kurang dan ingin menambahkan dan membuka diskusi silahkan tinggalkan di komentar.
Di bulan Juli ini rilis film baru lokal berjudul DUA GARIS BIRU. Film ini disutradarai oleh penulisnya sendiri yaitu Gina S Noer, yang merupakan film pertamanya sebagai sutradara dibawah naungan Starvision Plus. Pembuatan cerita film ini tergolong lama yaitu dari 2009. namun, jauh sebelum film ini muncul sudah banyak penolakan terhadap film ini, sampai akhirnya tayang di bulan Juli 2019, tepatnya tanggal 11 Juli 2019.
Film untuk Orang tua dan Guru
Gue nonton film ini di tanggal 13 Juli, saat itu peminat film ini cukup banyak, ruang bioskop cukup penuh, ada yang sekeluarga berombongan yang menonton film ini menurut gue mereka cukup antusias. Menurut gue memang film ini ditujukan untuk para orang tua dan remaja, agar mereka bisa saling terbuka tentang segala hal satu sama lain. Terdapat sex education didalamnya, pesan yang disampaikan sangat dalam dengan detail yang menunjukan bahwa di sekola ada pelajaran Biologi, tapi hanya teori dan ornamen biologi seperti patung, pada kasus nyatanya guru / sekolah tidak memberikan sex edukasi yang benar-benar bisa berguna untuk pergaulan remaja. Point yang bisa gue ambil dari sini adalah, orang tua harusnya bisa berbicara tentang semua hal, termasuk sex pada anaknya yang mulai tumbuh dewasa. Tentang apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan, walaupun kembali lagi itu urusan rasa cinta dan nafsu, namun jika mereka mengerti bagaimana harus mengatasi itu, harusnya kehamilan diluar nikah tidak terjadi apalagi di usia dini. Selain itu, orang tua yang selalu menutup-nutupi hal-hal yang tabu dari anak, membuat mereka tidak tahu dan akhirnya belajar sendiri tanpa tahu dasarnya.
Tidak hanya Anak Nakal
Dalam film ini gue beranggapan bahwa orang atau pasangan yang hamil diluar nikah bukan hanya anak-anak atau orang-orang nakal. Tapi ini bisa terjadi karena kepolosan, keluguan bahakan ketidak tahuan. Jadi kejadian seperti itu bisa terjadi bukan hanya pada orang-orang tertentu, bukan hanya pada orang-orang yang kurang perhatian dan kasih sayang orang tua, tapi semua itu terjadi karena ada moment.
Emosional
Di film ini juga penonton diajak untuk memainkan emosinya, sebentar-sebentar bisa ketawa, bisa sedih lagi bisa ketawa lagi. Ada beberapa momen haru dalam film ini ketika si Dara bilang "Masih bisa ke Korea ga ya?" disitu menggambarkan kejadian ini bisa menghambat cita-cita besar seseorang, dan membuat orang untuk berfikir berkali-kali untuk melakukan sex diluar nikah. Terus adegan UKS dimana kehamilan Dara diketahui oleh kedua orang tua Dara dan Bima, disitu adegan one take yang panjang banget yang nyaris sempurna, konfik antara anak dan orang tua, antar keluarga sangat natural, hingga gue merasa itu gue alami sendiri gitu. Selanjutnya, adegan dimana si Dara membantak keinginan ibunya untuk menyerahkan bayi ke tante nya dengan cara teriak, di situ bapaknya dengan cara teriak juga ngasi tau atau marahin si Dara buat ga teriak-teriak, dan di Sara jawab "Papa juga gitu" disitu menunjukan bahwa tingkah orang tua akan selalu mewaris pada anak walaupun si orang tua ga mau itu terwaris, karena bagaimanapun mereka sangat menyayangi kita lebih dari sayang mereka pada dirinya. Lalu di part terakhir dimana ternyata ada masalah pada rahim si Dara dimana rahimnya harus diangkat dan bayi itu ga jadi di kasih ke tante nya. disitu Dara melanjutkan mimpinya dan Bima dan orang tuanya mengurus si bayi, itu adegan ending yang pas menurut gue, terlihat apa ada gitu ga berlebihan bikin banyak penonton nangis (termasuk gue) dan lampu biskop menyala,,, oooh itu ga banget si, setidaknya lampu jangan dulu dinyalain gitu haha.
Komedi
Dalam film ini juga ada beberapa adegan komedi yang memang diperlukan. Sentuhan komedi dalam film ini sebagai pemanis saja tidak terlalu banyak tapi setiap ada adegan komedi memang kena ke penonton (ya bikin penonton ketawa) terlebih saat adegan asri welas itu asli sangat berefek, namun ada yang berlebihan menurut gue saat asri welas maksa masuk ke ruangan cuman buat pinjam kamar kecil. Dan ada juga agedan Rachel Amanda sebagai kakak si Bima yang mengetahui Bima menghamili anak orang, disitu gue pikir bakal terkesan tegang dan haru karena gue lihat di trailer sepertinya gitu, ternyata dibuat seperti komedi, karena respon penonton kebanyakan pada ketawa.
dan masih banyak sentuhan-sentuhan komedi ringan yang dibuat dengan kepolosan si Bima.
Jadi, film ini sebenarnya sangat bagus untuk referensi film sex education untuk anak-anak remaja, orang tua, guru, para kakak-kakak dan untuk semuanya, mengingat di Indonesia belum ada referensi film sex education. Mungkin orang tua, kakak atau guru tidak bisa menyampaikan pelajaran seperti ini di rumah atau di sekolah, setidaknya saat nonton film ini bareng dengan orang tua atau sekeluarga bisa mulai membuka percakapan atau obrolan mengenai hal ini agar orang tua dapat menyampaikan keinginannya dan mencegah kejadian hamil diluar nikah ini terjadi. Memang hal seperti ini tabu untuk dibicarakan antara orang tua dan anak, tapi ternyata memang hal itu perlu mengingat jaman sekarang tak semua orang tua bisa memantau anaknya secara penuh dan hal yang di dapan dari luar oleh anak akan menimbulkan dampak yang kita tidak tahu.
Sekian fellas, thanks for reading. Apabila ada yang kurang dan ingin menambahkan dan membuka diskusi silahkan tinggalkan di komentar.
0 comments:
Post a Comment