Dalam ruang kosong itu, semuanya hambar, membuatku mati rasa. Bahkan saat di suatu kondisi yang harusnya aku sedih, aku tidak merasakan itu, yang seharusnya aku marah aku juga tidak bisa meluapkan emosi untuk marah, apalagi mengeluarkan emosi untuk bahagia. Semuanya berubah, rasanya seperti aku mengendarai kapas yang terbang. Semakin mati rasa saja.
Hingga aku menemukan diriku yang lain pada diri seseorang. Aku menyadari betapa menyebalkannya aku, hidupnya lebih berat dari hidupku, lebih kusut bahkan jika digambarkan coretan sudar tidak terlihat seperti coretan, tapi blok hitam saja, saking terlalu banyak coretan dalam hidupnya. Itu membuatku sadar, bahwa aku harus dan aku bisa terus melangkah, jangan sampai berhenti...
0 comments:
Post a Comment